3/18/2005
Ke rumah baru

Sabtu 12 maret janjian sama teman teman mojokerto, mo berkunjung ke rumah barunya om jompo. Berhubung SIM blom turun jadi jasa tim penjemputan masih terpakai. Ternyata si ayah mo nyari lampu kulkas di kota, jadinya fa nebeng ajah, lumayan bisa sampe alun alun, tempat kumpul yang telah disepakati.

Fa datang telat, kelamaan nunggu ayah yang asik seleksi. Ternyata fa tak perlu muterin alun² untuk bisa menemukan komunitas, dari jauh sudah nampak body kekarnya mas angga. Wuah…tim Surabaya telah hadir, ada alit dan mas K. hadir pula 2 orang asing. Oo yang perempuan ternyata istrinya mas K bersama junior 1 tahunnya. Lha trus…yang rapi jali ini pasti Agung. Mantab, bayangan abstrak tak sesuai dengan real.
Ternyata salah, dia bilang namanya Arip. Weks..*bengong beberapa detik* mas bule batam??! Kok bisa sampe sini? Dalam rangka apa? Berbagai pertanyaan ingin kulontarkan, ho..ho..hoo..ternyata momennya tak tepat. Waktunya sempit, Sang bintang tamu kita harus segera meluncur ke Surabaya, ditambah lagi oknum kita nampak begitu pemalu, fa jadi susah mo memulai.

Akhirnya perjalanan dilanjut, kami menuju ke rumah baru sementara mas arip ke Surabaya. Suasana sekitar mengingatkan fa pada sabana, ya..pokoe seperti itulah. Mendengarkan cerita pria² dewasa kita, menyimak celoteh si kecil dan makan. uihhh bayi² berbody langsing berpipi montox. menggemaskan sekali. apalagi juniornya mas K, twiinggg seandainya tak ada ma - pa nya pasti wes tak gigit tuh pipi. mana nama kita sama lagi, fa bolak balik keGR an jadinya, kirain si ayah manggil ifa ke sayah gak taunya manggilin si kecil. wuihhh ngguemesin

Jam 12 lewat, panasnya kota mojokerto begitu terasa di kulit. Teman teman Surabaya mulai tak konsisten dengan kesepakatan, ada yang mengajukan permohonan undur diri, ada yang ingin ngadem di pacet. Tapi mengingat mas arip hendak nyusul ke rumah baru, rencana² gilak pun batal secara otomatis. Setelah menanti kehadiran bintang tamu yang terlalu lama, akhirnya tim Surabaya undur diri.
Fa nggak ikut pamit?? Mm..lha mas angga cuek aja seh, penumpang kan ngikut apa kata sopir qiqiqi, gak papa kok, rumahku kan nggak jauh, ditambah lagi hari itu di rumah tak ada orang. Dijamin fa bakal bengong sendirian. Jadinya penumpang tak menuntut untuk dipulangkan

Menjelang magrib, waktunya pulang. mas angga mengoper tugas pemulanganku pada mas arip, biasalah…taktik para sesepuh. Kami sempat ngebakso loh…biarpun rasanya hambar yang penting kan bakso. Wuah…tak disangka, fa telah sukses menggandeng beberapa oknum untuk duet ngebakso, rasanya mantab. Tiap orang memberi nuansa yang berbeda

faya remembered on 1:00 AM.