5/27/2006
Malang – Surabaya trip

Minggu kmaren ifa ke Surabaya, padahal sehari sebelomnya ifa baru melakukan perjalanan luar kota, itu terjadi selama beberapa hari. Biasanya sih kalo udah seperti itu ifa jadi males untuk bertravelling² ria, aroma jalanan masih kerasa. Tapi kali ini laen, bawaannya pengen melakukan pengembaraan & petualangan yang nguji nyali buanged.

Alasannya seh karena pengen ketemu temen Jakarta yang lagi berkunjung ke Surabaya plus ngembaliin buku di polteknya ITS. Padahal…Cuma pengen menggenjot adrenalin he he

Perjalanan dilakukan petang hari. Malang – Surabaya memakan waktu sekitar 3 jam. Hhmm…perjalanan dimalam hari memiliki pesona tersendiri. Seperti biasa, ifa memilih posisi strategis, tempat duduk paling depan. Bersebelahan dengan bapak² yang guede banget jadinya ngabisin 75% kursi kami. Tapi ifa cukup terhibur saat mendapati kenyataan bahwa di kursi seberang ada seorang ibu bercadar dengan gadis ciliknya yang aktif & tampak cerdas. kira kira umur 3 tahunan, arab buanget, mancung buanget, rambutnya kriwiL menggemaskan!!

Keluar kota malang, si bapak minta kami tukar posisi dengan ifa kini yang berada di deket jendela. “kasihan mbak nya nggak kebagian tempat” katanya.
Memasuki wilayah pandaan si bapak mulai membuka percakapan. Dalam ati sih pengen bilang duh…males banget. Tiap melakukan perjalanan Ifa lebih tertarik untuk sibuk dengan duniaku sendiri daripada bersosialisasi dengan orang asing. Tapi tetep aja ifa respon dengan sopan

Memasuki pintu tol, percakapan kami terasa begitu hangat. Nyambung buanget. Ifa betul betul menikmati 1 dari 3 jam perjalanan kami, pokoe berbinar binar deh. Hal hal yang menjadi mimpi terpendamku, telah beliau lakukan terlebih dahulu.
Misalnya neh…ifa pengen balik ke dunia tulis menulis seperti dulu tapi sedang mengalami yang namanya masa kehilangan jati diri, ifa pengen punya komunitas penulis yang real, ifa pengen bisa berkolaborasi untuk membuat sebuah buku bla bla bla

Dan ternyata beliau adalah seorang penulis cerpen & puisi yang jam terbangnya lumayan tinggi. Sekarang sedang proses launching sebuah novel kolaborasi.

Seperti halnya dengan ifa yang sangat surprise mendapati teman seperjalanan yang seorang penulis, beliau juga tampak antusias saat mendapati kenyataan bahwa ifa pernah melewati masa kanak kanak – remaja dalam dunia kepenulisan yang diawali saat SD mulai ngirim² tulisan ke majalan anak², puncaknya saat SMU menjadi reporter tabloid BEKAL, tabloidnya pelajar di jawa timur yang menjadi anak dari Koran Surabaya Post. Dan berakhir dengan menjadi duta sekolah untuk lomba karya tulis. Baru mendapat juara 3 sih..tapi cukup untuk membuat ifa terpacu & yakin terhadap bakat, hanya kurang diasah aja sih..

Serunya lagi, apa yang ifa ceritakan ternyata si bapak pernah berkecimpung didalamnya, apa yang beliau katakan, ifa juga pernah memasuki area itu. Misalnya ajah ketika ifa membicarakan tentang tabloid BEKAL, ternyata si bapak pernah memiliki jabatan di pusat. Ketika beliau membahas tentang FLP, ifa juga udah gabung di milisnya & dulu sering buka2 situsnya. Saat beliau membicarakan tentang karya karya fauzil adhim yang dikaguminya itu, ifa juga menyukai karya²nya. Seri pernikahan dini & kolom ayahnya muantab abiez…Bahkan murobbinya ifa ngefans berat dengan fauzil adhim

Tak terasa terminal bungurasih telah didepan mata & itu berarti kami harus berpisah. Atas usul si bapak, saling berbagi nomor hp & email pun kami lakukan. Karena kami masih ingin saling berbagi ilmu & pengalaman

faya remembered on 10:41 PM.