1/03/2005
Stamina Drop
Seminggu belakangan saat di kampung fa merasa agak nggak enak body, berat banget bawa badan, tapi diacuhkan aja. Trus pergi ke Surabaya, perpanjangan kunjungan. Tambah ngedrop. Kepala pening pokoe sakit sekali, jalanan jadi tidak rata, tulang ngilu kulitpun jadi ikutan sensih, dada sesak, tenggorokan bermasalah, suhu badan naik turun, kadang keringetan sedetik kemudian bisa langsung menggigil kedinginan. Sby jadi terasa duinginnn.
Melihat gejala panas dingin Fa udah yakin klo kena radang tenggorokan
Tanggal 1 kudu pulang, tak bisa perpanjangan lagi. Sakit nggak sakit pokoe kudu dipaksa. Gitu juga fa sempat pigi blanja sama idash di…dimana ya, di wonokromo klo nggak salah. Idash lagi kumat kemayunya, borong kosmetik buanyak.
Saat dia lagi sibuk seleksi kosmetik, fa nungguin sambil duduk. Begitu melihat wajah mas penjual tiba tiba aja…
Fa “han, kayak rio yo” rio aji, teman chat dari jkt. Wajah, Expresi, gaya berkostum, pokoe semuanya mengingatkan fa pada pic rio bersama cowok cowok kuat & gadis gadis macho. Si kalem ditengah gerombolan siberat
Dash “hihihi he e” sambil merona
Mas “kenapa mbak, pacarnya ya”
Dash “temanku mas”
Mas “nggak pa pa kok mbak, saya juga masih single. Itu tadi adek saya”
Kami berdua saling melirik. Sekedar cerita ato promosi diri kiy hehehe
Fa “ wahhh klo gitu kita dapat diskon dong mas” nggak nyambung
Mas “ hehe. Dulu saya punya pacar anak unesa, orang australi. Nggak cocok udara, pas di bali dia sakit trus meninggal.
Fa “ maaf mas, kami mengingatkan masa lalu”
Selese transaksi kami pergi, tak lama kemudian dipanggil kembali
Mas “mbak..mbak…jangan lupa toko munir, ini kartu nama saya” strategi menarik pelanggan apa yang laen neh
Acara bela beli berakhir, idash pulang ke kos fa langsung terminal. Sampai di bungurasih, serasa tak mampu melanjutkan perjalanan, ditambah lagi menyaksikan para awak bis yang saling berebut penumpang. Puyeng. Dalam keadaan biasa ae fa suka mendadak senewen, apalagi saat itu, rasanya pengen bawa parang untuk membabat tangan tangan liar. Pokoe intinya kepingin marah marah pada siapapun juga
Sampe kos langsung terkapar, keesokan harinya baru menampakkan diri pada teman kos. mereka kira fa baru datang, wehehehe telat rek.
Datang titi, langsung tiduran di ranjang
“ti…jangan disitu, kakinya kotor. Ada cuciannya mbak ifa juga tuh”
“nggak pa pa tah mbak”
“kakinya lho kotor, bajunya baru dicuci”
“nggak pa pa”
“cuci kaki dulu”
“males mbak”
“TURUN!!!!!” sambil melotot. Mata yang udah lebar ini jadi makin luas kiy qiqiqi
si titi syock, dia cepet cepet keluar, kirain nggak akan balik, ternyata dia pergi untuk kembali.
Berdiri didepan pintu sambil pamerin kaki “mbak, sudah bersih ya?”
“he e”
setelah itu baru dia masuk, duduk diranjang sambil pasang sorot mata minta persetujuan. Fa jadi geli
“hehehehe tidur aja ti, kan kakinya sudah bersih” tanpa pikir panjang dia langsung tiduran.
Mau mimik obat, tapi nggak tau fa sakit apa obatnya apa, daripada bereksperimen penuh resiko mendingan pigi dokter aja. Dokter yang paling dekat dengan rumah. Karena sakitnya sering pas di malang, fa jadi punya 2 alternatif dokter.
Yang pertama dokter chinnes hi level. Dokter langganan keluarga ibuk kos secara turun temurun dari jaman pasang tarif masih 15 ribu katanya. Tempatnya lumayan jauh dari rumah, jam prakteknya sedikit tapi pasiennya bejubel.
Orangnya cekatan, apapun dilakukan dengan serba cepat, sampe fa nggak punya kesempatan tanya jawab, padahal itu yang terpenting. Fa kan pengen mendapat penjelasan sampe puas. Kalo masalah kualitas pengobatan se fa cocok sekali, ces pleng pokoe tah. Pengalaman pertama begitu menggemaskan, apapun alasannya pokoe fa benci disuntik, ehhh tanpa permisi si pak dok maen njussss… mana suakit lagi, pasti waktu itu pake jarum suntik sapi. Fa langsung gondok.
Pilihan ke dua dokter balines. Deket rumah. Harga anak kos. Orangnya friendly, Tanya apapun juga tetep dilayani, melenceng dari topik juga ok ok aja tuh, melayani
paket berobat NGGAK pake tersakiti.
Fa juga apal pertanyaan basa basi yang dia ajukan. “kuliah dimana? Semester berapa? Aslinya mana? Mojokertonya dekat alun alun nggak? Tiap minggu saya kesana, mengunjungi anak saya, dia kerja di ciwi, dapat istri anaknya camat trowulan, blablabla pokoe sekitar asl beserta tetangganya deh. Heran kiy, nih orang memang nggak apal pasien ato otaknya di set seperti robot kayak di pilm anak anak?
Nah…kemaren itu fa pigi ke dokter balines, baru datang langsung disambut antrian yang puanjang, duhhh pokoe serasa paling menderita sedunia. Ditambah lagi gadis cilik disebelah makin memperkeruh suasana, ribut. Kudu disulap jadi patung dulu neh rupanya. Nggak tau pow klo suara imutnya bikin kepala serasa dipukul & produksi keringat jadi meningkat drastis. Mana pake acara merengek rengek minta tempat yang fa dudukin lagi, maap layaw, suara manjamu takkan mampu menggeser posisiku. Lama lama makin centil, towal towel terus. Ihhhh guemessss. Tak pelototin. Emaknya sadar, bayinya langsung diselamatkan, daripada terjadi pertumpahan darah kali ya kekeke
Tiba giliran. Tanya tanya. puaskan logikaku! penuhi hasrat intelektualku! (ahh…*style mencibir*)
Endingnya fa divonis darah rendah. Kok bisa? Katanya seh bisa jadi karena aktifitas sebulan terakhir yang sangat tak teratur itu ditambah lagi beberapa minggu belakangan nafsu mam ngedrop, makan sehari sekali Cuma sebagai syarat doang. Normalnya 110/90 fa dapetnya 90/60. ibuk kos sampe terheran heran
“‘kok bisa, padahal ifa makannya banyak, ditambah susu, nggak kliru darah tinggi tah fa”
Ada satu obat yang super montox, para desainer obat ini opo yo nggak mikirin ukuran ideal sebuah obat agar bisa ditelan secara baik baik gitu. Mosok mimik obat aja pake acara mendelik segala, serasa sedang menelan kelereng je. Blom lagi masalah baunya, ada nggak sih obat yang beraroma terapi??
Fa spesialis tablet dengan media makanan, belom bisa mimik model lainnya. Mimik obat edisi perdana pake nasi berkuah. Nasinya udah masuk ehh obatnya ketinggalan dimulut. Huek…huek…sumpah puaaahit. Fa meratapi kepergian obat yang sia sia. Di langit biru tiba tiba muncul wajah mbak el yang tertawa bahagia sambil berkata “ku tak bisa kaupun takkan bisa. Cuciannn deh lo”
Keesokan harinya.
lagi lagi fa lupa beli pisang, malas keluar jadi acara mimik obat pake nasi lagi. Dari awal otak sudah menolak bau bauan yang ditimbulkan oleh obat. pas minum, fa salah naroh jadinya kesentuh lidah, pahitnya kemana mana. Fa jadi muntah, makanannya keluar obatnya malah masuk. Ajaib ya.
Sampe diketawain mbak roh “hahaha ifa minum obat sampe nangis nangis”
Hihihi jadi merona*sambil nyeka kanan kiri*
Nggak tau kiy, rasanya periode ini fa susah sekali disuruh mimik obat. Serasa membutuhkan ritual konsentrasi pra ngobat.
Tiba tiba saja mbak el serasa berbisik di telinga “tuh kan bener kataku, biar ngobat juga tetep butuh konsen”
Ah…nonsen! Nonsen! Pokoe mbak el tak bisa dijadikan sebagai acuan.
Mimik obat edisi kedua agak telat, menjelang magrib. Lagi lagi peristiwa persinggungan antara obat vs indra perasa terjadi kembali dengan reaksi yang sama. Kali ini spontan fa loncat loncat sambil bernananana nininini tak terasa fa sudah merambah ke ranjang. Tiba tiba….KrEk!!! fa kaget, obatnya langsung tertelan. Waaa kok bisa sampe ranjang se, waaa ranjangku patah kiy (menjelang bubuk baru ketahuan bahwa kayu penyangga yang membujur telah patah tepat ditengah tengah, tuh sekarang sedang asik bergelantungan dikolong.)
Fa bingung, gimana ngomongnya sama ibuk kos kiy??? Tiba tiba..*cLinK* langsung terbayang fa sedang maen pilm. ..mm pilm indine aja ya
Setting :
pagi hari menjelang semua pigi beraktifitas dengan burung burung berkicau gembira, bayi berceloteh, emak ngomelin juniornya, bapak membantu didapur, gadis gadis cantik sibuk nonton gossip.
Dialog:
Fa :”mbak roh, beri saya ranjang baru”
Mbak roh :”ranjang yang lama kenapa fa”
Fa :”patah. Tak pake loncat loncat”
Mbak roh :”kamu sih, tau udah GD masih loncat2 di ranjang. Mbok ya mikir
C - U - T
Lakon tuh nggak ada yang berakhir dengan derita
Fa :”mbak roh, beri saya ranjang baru”
Mbak roh :”ranjang yang lama kenapa fa”
Fa :”patah”
Mbak roh :”kok bisa”
Fa :”nggak mampu menahan berat badan saya”
Semua mata seolah olah langsung terhipnotis memandang fa
Bpk kos :”ifa???(sambil memandang fa dari ujung kaki sampe ujung kepala, diikuti oleh semua mata) enggak banget gitu loh”
C - U - T
Alasan yang nggak masuk akal
Fa :”mbak roh, beri saya ranjang baru”
Mbak roh :”ranjang yang lama kenapa fa”
Fa :”nggak pa pa, kepengen apdet. Selimut baru ranjangnya kudu baru”
Mbak roh :”gundulmu”
C - U - T
Aduh…aduh…ternyata gak enak maen pilm, batal wes batal
Jam 8.30 malem fa di telp emak, fa cerita seutuhnya. Reaksi pertama adalah ’huahuahuahua’ mom ketawa nggak pake lama.
Sebelom bubuk tidak lupa mimik obat, mengganggu sekali kiy, serasa jadi pesakitan. Kali ini pake media pisang. Tinggal 3 biji & fa sukses meminum 2 obat mini sekaligus. Seneng rasanya, fa langsung goyang ala rapper. Obat ndut sebagai penutup, fa ngunyah pisang sambil berdisko dangdut, alamakk obatnya jatuh, ngumpet di kolong meja komp. Fa langsung pindah jalur, keroncongan dan semua berakhir dengan damai
faya remembered on 7:08 PM.
