10/20/2004
Paranoid

Minggu siang di rumah sepi, tinggal faya sama mbah uti, itupun si mbah lagi sleeping biuty. Bingung mo ngapain, akhirnya nyuci deh sambil konser lagunya DEBU & telpon ucit.
"assalamualaikummm… assalamualaikummm..buk!! buk!!"
"eh..cit, kayaknya ada tamu neh, bentar ya tak liate"
he eh"
fa celingak celinguk dari dalam, nggak ada sapa sapa. Acara gossip dilanjutkan.
"buk!! buk!!" sayup sayup kedengeran lagi, kali ini fa tengok dari ruang tamu. Waks…itu lak….speechless (fa ingat oknum tapi lupa nama). Langsung lemes. Kaki udah dijinjit jinjit siap ngabur. Ternyata dia ngeliat faya dari jendela kaca yg kordennya kebuka.
"mbak ifa.."
"ehh roni" sumpah deh fa blank selama beberapa detik, Cuma mematung megangin gagang pintu. Dibukain nggak ya? Dibukain
"masuk ron, maaf ya aku suibuk neh, lagi bersih bersih rumah" fa agak agak hiperbolis sambil buru buru masuk. Pokoe mondar mandir gak bener. asli bingung musti ngapain, yang fa rasain saat itu hanya takut…takut…dan takut. Ketakuan yang bukan tanpa alasan. Akhirnya fa minta ucit telp tiap 2 menit sekali. Abis trima telp langsung jemur2 kostum sambil manyun, nyalahin ibuk yang nggak balik balik dari acara kencannya bersama ayah

"mbak ifa nggak usah repot repot, aku puasa kok" kata roni kepedean
"he e" balasku agak agak naïf
"aku kemaren kesini lho, tapi nggak ada orang"
"ooo"
"kemaren memang niat foya foya, kalo sekarang mau nyari si X"
"kok nyarinya disini, aku gak kenal"
"ehehe kan kepingin ketemu mbak ifa"
"oo"
"mbak ifa tau nggak, nurul temen SMP kita mau nikah lho"
"oo iya tah" padahal jg faya nggak inget sama yg namanya nurul
"anaknya cantik kayak mbak ifa, putih tapi nggak ada manisnya. Kalo mbak ifa kan cantik & manis kayak astrid ivo"
‘???(senyum sambil manggut2") basi buanget "trus roni kapan nyusul"
"maret taon depan mbak, sekalian bareng sama ultah ke 25 ku"
"calonnya orang mana"
"belom ada sih, mbak ifa sudah punya pacar?"
"udah"
"orangnya cakep ya mbak"
"he e"
"kaya?"
"iya" munafik banget deh faya
‘kapan nikah mbak"
"pokoe" nah lhoo
"kata papanya, mila sekarang kerja di rumah sakit bangsal mbak, tapi temanku ketemu di Rs. Glagah"
"aku takutnya mila nggak cocok hidup di sby yg puanas padahal rumahnya di gunung" fa ngaco banget, realitanya mila udah sukses melewati masa2 itu.

duhh 2 menit berlalu dengan sukses tapi telp tak kunjung berdering sementara tatapan & gerak gerik roni makin membuatku merinding. Menimbulkan pikiran pikiran buruk, ketakutan diatas takut: rmh sepi, gimana kalo tiba tiba diperkosa sama roni? Hiiii lebih baik mati bunuh diri. Hanya 1 yg boleh idup, dia ato aku. Membayangkan hal itu bikin faya jadi super paranoid, cepet cepet masuk kamar, kunci pintu sambil meratapi penderitaan. andai harus memilih,fa pilih sendirian dalam kegelapan daripada jadi perawan dimangsa macan(opoae rek)

Ortu pulang, menemani di R.tamu. pembicaraan roni makin ngelantur, ibuk bengong, ayah cuex. Faya sampe kaku nahan tawa. Waktunya pulang
"saya pamit pak, buk"
"monggo..monggo"
"lebaran saya kesini lagi ya buk, biar bisa ketemu dek astrid ivo"
"silahkan" nggak ngeh
weks..astrid ivo? Dek? Sejak kapan fa jadi dedeknya. Langkah paling aman ya..pura pura tuli ae.

Jadi ceritanya neh roni temen faya sejak SMP - SMU, meskipun kami nggak pernah satu kelas & nggak terlalu dekat tapi 6 taon bukan waktu yang singkat. Sohibnya roni adalah teman maenku di kelas.

Dulunya si roni pemalu buanget, paling rajin pigi musholla dibanding teman temannya, kesayangan guru kesenian gara gara pinter ngelukis.

Kelas 1 SMU mulai muncul getar getar asmara, jatuh cinta sama mila( teman sekelasnya & di kelas 3 satu kelas sama faya) katanya sih cinta suci sampai mati, namun apadaya smua itu tak berarti bagi mila. Smua baik baik aja sampai selepas SMU mila kuliah di Surabaya & roni kerja di kota itu juga. Kisah selanjutnya seperti di sinetron sinetron remaja kita, Mereka ketemu, cinta lama bersemi kembali.

Segala hal dilakoni demi mendapat simpati sang pujaan hati termasuk mentalak 3 kekasih yang ada. Namun itu semua tak membuat hati mila tersentuh. Saat menyadari kesalahan & berniat rujuk dengan kekasih lama, realitanya malah ditinggal menikah. Jadilah pejuang kita merasa sebagai orang paling menderita sedunia, kemudian menghilang dari peredaran & berakhir di rumah sakit jiwa.

Begitu sembuh dia sudah bukan seperti roni yang dulu, bertolak belakang banget. Sekarang jadi hobby exploitasi sex. Kalo dulu suka ngelukis kartun sekarang jadi ngelukis wajah teman2 yang dianggapnya cakep dengan body yg dibuat semontok mungkin. Uihhh…jadi gemar silaturahim(?) ke teman temannya yg dianggap cantik, trus dilukis deh.

Ironisnya faya termasuk jajaran gadis cakep versi dia. Lebaran 3 taon lalu pertama dia memulai rutinitas berkunjung ke rumah setelah baru sembuh dari sakit jiwanya. Ngomongnya melebihi batas kewajaran, temennya(sebut ajah bogel) aja sampe malu, curhat. Mereka barusan diusir dari rumah temen sekolah bogel gara gara roni tiba tiba maen slonong nge-sun si gadis. Faya ajah yg pertama melihatnya tadi sampe sriwing sriwing berdiri bulu kuduk, tatapannya seolah olah ingin menerkamku hidup hidup, ingin kupake purdah didepannya hehe. Endingnya fa ngambeq, tak black list.
Anehnya tiap kali dia ke rumah yg bukain pintu mesti faya. Rejekinya dia ato sialnya faya?

Special thanks for
* ucit, makasih telah jadi heroku
* ayah & ibuk yang bersedia menemaniku duduk di ruang tamu
* mbah uti, yang rela tidur siangnya diganggu dering telp

faya remembered on 10:18 PM.